Blunder Microsoft : Windows Vista

Windows Vista digadang-gadangkan menjadi generasi penerus Windows XP yang telah berumur 5 tahun sejak kemunculannya tahun 2002. Kemunculan Windows Vista hasilnya tidak seperti diharapkan oleh Microsoft Corp. Awalnya Microsoft akan menggantikan Windows XP dengan Windows Vista ini, namun pasar bereaksi lain. Syarat untuk menjalankan Windows Vista inipun edan-edanan. Itulah mengapa banyak orang malas melakukan upgrade Windows dan ini diperparah dengan krisis global, untuk Indonesia kurs dollar yang semakin melambung sehingga membuat orang betah dengan Windows XP. Lagi pula Microsoft nggak rela jika Linux masuk mengambil pangsa pasar. Banyak notebook dan netbook dibundel dengan Linux sehingga harga semakin murah


Windows Vista pun terlalu boros memori bahkan malah sangat rakus sekali, cpu usage pun bisa lebih dari 70 % bahkan ada pula yang sampai 90 %. Alih-alih dikeluarkan SP 1 untuk Vista, di lain pihak Microsoft juga meluncurkan SP3 untuk Windows XP, ini merupakan blunder juga karena orang akhirnya tetap mengupgrade ke Windows SP 3 ! Akhirnya Microsoft menyerah pada pasar, kemunculan beberapa notebook dan netbook yang mengusung hemat daya membuat banyak vendor mengintegrasikan Windows XP dari pada Windows Vista. Jadi kini Microsoft kudu mengikuti pasar bukan mempermainkan pasar, Microsoft sejak dulu memang begitu, saat munculnya Windows XP, orang masih banyak pake Windows 98. Microsoft mengancam bahwa Windows 98 akan diberhentikan supportnya demikian pula dengan Windows Millenium. Namun trik ini tidak berhasil dilakukan untuk Windows Vista.
Coba anda bayangkan ! berpindah dari Windows 95 ke Windows 98 tidak membutuhkan RAM yang besar, cukup 24 MB saja, biasanya dulu orang punya komputer kalo upgrade memori tidak banyak, nambah dikit saja atau dua lipatnya cukup tambah sekeping upgrade operating sistem beres. Ini berlanjut dengan Windows XP, syarat terendah Windows XP pun simple, cukup CPU 233 MHz RAM 64 MB masih mampu menjalankan Windows XP. Dari syarat terendah Windows XP ini jika dibanding Windows Vista jauh amir. Sediakan RAM minimal 1 GB, jika perlu 2 GB. Bujub !
Saya pun juga sudah beberapa kali mencoba Windows Vista ini, malah sangat menjengkelkan. Terlalu ribet dengan mengklik allow or cancel. Dengan memaksakan spek komputer Pentium 4 1,6 GHz, RAm 1 GB, HD 80 GB PATA sebagai sistem dan HD 40 GB sebagai data. VGA card yang saya gunakan Cardex GeForce 128 MB. Saya tak bicara Aero di sini. Bagi saya Aero memboroskan memori. Karena ini percobaan. Banyak kendala yang saya hadapi, saya menggunakan sound Sound Blaster Live!, di Windows XP dikenal dengan sukses namun di Windows Vista memble ! kudu cari drivernya, driverpun di dapat namun suka ngambek nggak mau jalan. Driver terinstall secara sukses tanpa masalah, namun spaeker juga nggak ngejreng. Otak atik sana sini, ya sami mawon. Saya coba install ulang drivernya, malah bentrok lalu saya hapus dan komputer direstart dengan telunjuk sakti :D , karena saking jengkelnya. Eh ketika kebali masuk desktop Windows Vista, kembali meload driver tersebut, sukses terdektesi dan speaker mau ngejreng …. lha di mana masalahnya ? Bolak balik instal di lain hardisk sama saja, kalo nggak diinstall-uninstall nggak ngejreng tuh speaker. Dasar Windows kucluk. Bikin operating sistem saja menyusahkan pembeli. Saya sejak dulu adalah pemakai Windows namun juga suka mencela Windows, yang paling saya cela adalah masalah manajemen memori yang sangat boros sekali. Sebuah sistem Windows Vista menurut saya pribadi bisa diibaratkan menjalankan mesin Windows XP 4 sistem. Coba anda bayangkan ketika mempunyai Pentium 4 dengan RAM 128 MB anda harus membeli RAM ke 1 GB. Hitung itu berapa kali lipat. Kalo mau nyaman gunakan prosesor yang lebih bertenaga seperti yang 3 GHZ ke atas, syukur-syukur menggunakan Core 2 Duo dan RAMpun kalo bisa 2 GB. Bagaimana dengan RAM 4 GB ? untuk Windows XP dan Windows Vista 32 bit percuma menggunakan RAM 4 GB karena tidak akan terbaca penuh.
Windows Vista hadir hanya bersenjatakan Aero bukan kecepatan dan kompabilitas. Banyak hardware yang tidak terdeteksi padahal di Windows bawahnya langsung dikenali. Penggunaan hardisk untuk sistem Windows Vista pun melonjak dratis malah saya sungguh mencela, kurang lebih 10 GB. Bujub ! Kutu kupret ! Boros temen. Alhasil Windows Vista yang saya install hanya kadang-kadang saya pake, jika pas bosen memakai Windows XP. Sejak awal kemunculan versi betanya ini, saya sudah pesimis dengan Windows Vista, nyatanya prediksi saya tepat, Windows Vista gagal mendulang sukses dan Microsoft pun menyerah. Microsoft akhirnya berkonsentrasi dengan Windows 7 yang mengusung slogan : Begini seharusnya Windows Vista.

Ah … bukan Microsoft namanya kalo tidak begono. Saya tetap pesimis, kalo pun keluar Windows 7, semoga Microsoft meluncurkan Windows XP SP 4, pakelah Windows XP sepanjang mempunyai komputer. wakakakakaka. Nikmatnya pake Windows XP, di Pentium II pun jalan. Banyak proyek yang hendak saya kerjakan, seperti menghidupkan Pentium II dengan Windows XP, siapa tahu bisa dijual dengan harga murah untuk mainan anak-anak.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih anda telah berkunjung diblog saya,,,!!!
Jangan lupa comment ya,,,!!!! U Comment I Follow!!!
comment anda sangat berarti buat kemajuan blog saya,,
Blog ini DoFollow